LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN PRAKTIKUM I
“Preparat
Whole Mount Stomata”
OLEH :
NO. STAMBUK :
F1D1 10 043
KELOMPOK : III (TIGA)
JURUSAN : BIOLOGI-A
PROG. STUDI : BIOLOGI
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan
memiliki tiga organ utama, yakni akar, batang, dan daun. Organ adalah susunan
daribeberapa jaringan yang membentuk dan memiliki fungsi serta tujuan yang sama
pada suatu organ tumbuhan. Banyak jaringan yang terdapat pada tumbuhan, yang
tersusun pula oleh banyak sel, sehingga dapat membentukjaringan penyusun tumbuhan.
Sel dan jaringan tumbuhan dapat kita lihat dengan menggunakan mikroskop
elektron.
Banyak
cara atau metode untuk mengamati bentuk sel pada tumbuhan, dapat menggunakan
preparat awetan maupun preparat yang bukan awetan. Metode untuk melihat sel
stomata daun dapat menggunkan praparat whole
mount, sehingga pada praktikum ini digunakan preparat whole mount stomata, gunanya untuk melihat bentuk stomata pada daun
secara keseluruhan dan dibuat lebih bervariasi dengan menggunakan cara dan seni
tertentu agar hasil pengamatan lebih bagus dan indah.
B.
Tujuan
Praktikum
Praktikum ini
bertujuan untuk membuat sediaan organisme atau bagian tumbuhan secara utuh.
C.
Manfaat
Praktikum
Manfaat pada praktikum
kali ini adalah dapat melatih kreatifitas mahasiswa untuk mampu membuat
preparat/sediaan organisme atau bagian tumbuhan secara utuh dengan metode Whole Mount semi permanen.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroteknik merupakan
teknik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis, tentunya
pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai
Mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah
aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam
rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan
sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan
bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan Mikroskopis. Salah satu teknik dalam pembuatan
preparat adalah menggunakan metode wholemount (Hidayat, 1995). Whole mount
(Sedian Utuh) yaitu penyiapan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organ
tubuh organisme secara utuh. Contoh dari tanaman yang dapat dibuat preparat
menggunakan preparat whole mount adalah lumut, sori paku, daun dengan trikoma
dan daun dengan stomata (Zaifbio ).
Whole
mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan
mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini,
preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan,
organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini
terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup
sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi
secara umum saja
Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara
menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa
melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan
semua bagian tanaman sebagai preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati
haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan
pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi
dan kecil. Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas
tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa
dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang
besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan
melakukan bebagai percobaan.( Wahyuni, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Mikroteknik Tumbuhan dengan judul “Preparat Whole
Mount Stomata”, dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 08.00 WITA sampai
selesai. Bertempat di Geding Mipa Baru, ruang Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,
Unnsitas Haluoleo, Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Alat dan kegunaan pada praktikum 1”Preparat Whole Mount Stomata”.
No
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Mikroskop Elektron
|
Untuk melihat whole mount stomata dengan praparat
semi permanen.
|
2.
|
Silet Goal
|
Untuk menyayat bagian daun yang akan diambil
sebagai subjek amatan.
|
3.
|
Kaca arloji
|
Sebagai wadahuntuk meletakkan obejek yang akan
diamati.
|
4.
|
Cawan petri
|
Sebagai wadah penyimpanan bahan,
|
5.
|
Pipet tetes
|
Untuk mengambil larutan.
|
6.
|
Kuas halus
|
Untuk mengambil sayatan yang diletakkan di atas
objek.
|
7.
|
Kaca objek + penutup
|
Untuk meletakkanobjek yang siap diamati.
|
8.
|
Tissue
|
Untuk membersihkan sisa larutan yang berada pada
kaca objek.
|
9.
|
Kertas label
|
Untuk menulisan data pengamatan.
|
10.
|
Botol selai
|
Untuk tempat menyimpan preparat/sediaan.
|
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2. Bahan dan kegunaan pada praktikum 1”Preparat Whole Mount Stomata”
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
1.
Daun Begonia (Begonia sp.), daun alamanda (Allamanda cathartica L.), daun jagung (Zea
mays), dan daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus).
|
Untuk melihat whole mount stomata dengan praparat
semi permanen.
|
2.
|
Alcohol 70 %
|
Sebagai larutan fiksatif
|
3.
|
Aquades
|
Sebagai penghilang larutan fiksatif dari bahan
amatan
|
4.
|
Safranin 1 %
|
Sebagai larutan pewarna pada sayatan epidermis.
|
5.
|
Asam nitrat (HNO3) 25 %
|
Sebagai larutan untuk melinakkan daun
|
6.
|
Glyserin 30 %
|
Sebagai perekat antara. sel-sel 1 dengan yang
lain.
|
C.
Prosedur
Kerja
1. Memfiksatifdaun
dalam larutan fiksatif dalam alcohol 70 % selama 1 jam.
2. Pencucian
dilakukan dengan membuang larutan fiksatif lalu megganti aquades beberapa kali.
3. Melunakkan
daun dngan merendamnya dalam larutan asam nitrat 25% selama 15-30 menit.
4. Sebelum
mebuat sayatan paradermal, terlebih dahulu daun dicuci dengan akuades, melihat
sayatan di baah mikroskop jika sudah tipis atau belum.
5. Mengambil
sayatan dengan kuas, lalu membilasnya degan akuades.
6. Sayatan
di rendam dalam larutan bayclin selam 5-10 menit untuk melarutkan korofilyang
akan menghalangi stomata.
7. Membilas
sayatan selanjutnya dalam aquades sampai larutan baycli hilang.
8. Pewarnaan
: mewarnai sayatan epidermis daun dengan pewarna tunggal, yaitu sagranin 1%
selama 3-5 menit.
9. Membilas
kembali sayatan yang telah diwarnai dengan aquades.
10. Mengambil
sayatan dengan kuas, lalu meletakkannya di atas kaca objek, lalu teteskan
larutan glyserin 30%.
11. Menutup
sayatan dengan kaca penutup,lalu membersihkan sisa larutan glyserin dengan
tissue.
12. Mengolesi
pinggiran kaca penutup dengan kutek bening.
13. Memberi
table di salah satu ujung kaca objek
14. Mengamati
preparat yang sudah jadi di bawah mikriskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1. Whole Mount
stomata Daun Jagung (Zea mays)
Keterangan :
1.
Stomata
2.
Sel penutup (guard cell)
3.
Sel tetangga (subsidiary cells)
4.
Sel
epidermis
Perbesaran
100X
2. Whole Mount
stomata Daun Begonia (Begonia Sp.)
Keterangan :
1.
Stomata
Perbesaran
100X
3. Whole Mount
stomata Daun Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Keterangan :
1.
Stomata
2.
Sel tetangga (subsidiary cells)
Perbesaran
100X
4. Whole Mount
stomata Daun Kumis kucing (Orthosiphon spicatus)
Keterangan :
1.
Stomata
2.
Celah
(Porus)
3.
Sel penutup (guard cells)
4.
Sel tetangga (subsidiary cells)
5.
Sel
epidermis
Perbesaran
100X
Perbesaran
100X
B.
Pembahasan
Mikroteknik merupakan teknik pembuatan
sediaan atau preparat secara mikroskopis, mikroteknik menekankan
pemahaman yang yang besar pada aplikatifnya, meskipun teori juga di butuhkan
dalam hal untuk memberikan beberapa petunjuk penting dalam proses pembuatan
sediaan sesuai dengan prosedural kerja. Salah satu teknik dalam pembuatan preparat
adalah menggunakan metode wholemount. Wholemount ( Sedian Utuh ) yaitu penyiapan
sediaan yang terdiri atas keseluruhan organ tubuh organisme secara utuh. Contoh
dari tanaman yang dapat dibuat preparat menggunakan metode whole mount adalah
daun kumis kucing, daun jagung, dan daun cabai.
Dalam praktikum ini kami menggunakan daun
Begonia (Begonia sp.), daun alamanda
(Allamanda cathartica L.), daun jagung (Zea
mays), dan daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus) sebagai bahan yang akan di buat sediaan Wholemount. Langkah
pertama dalam pembuatan preparat
Wholemount yang kami lakukan adalah mencari tumbuhan daun kumis kucing,
daun begonia, daun alamanda, dan daun jagung, serta memilih daun yang paling
baik untuk dilakukan proses pembuatan preparat syarat utama untuk memilih daun
yang akan digunakan adalah yang masih memiliki morfologi yang utuh. Langkah
selanjutnya dalam pembuatan preparat Wholemount adalah semua bahan.dimasukan
ke dalam wadah atau cawan petri dalam tahapan ini bahan yang dimasukkan diharapkan
lebih dari 1 sehingga jika terjadi kesalahan dalam proses pembuatan atau ada
hasil yang buruk maka masih ada cadangan yang digunakan. Selanjutnya setelah
bahan dimasukkan ke dalam wadah maka langsung dilakukan fiksasi dengan cara
ditetesi larutan KOH hingga bahan tadi kesemuanya terendam selama 24 Jam.
kemudian dipindahkan ke gelas arloji lalu ditetesi aquades selama 10 menit,
perlakuan ini bertujuan untuk mencuci bahan dari sisa-sisa larutan KOH.
Selanjutnya, ditetesi asam nitrat (HNO3) 10% selama 30 menit dengan
tujuan agar daun menjadi lunak dan mudah untuk disayat, kemudian sesudah 30
menit dicuci lagi dengan menggunakan Aquades selama 10 menit agar sisa larutan
dari asam nitrat menjadi hilang dan bersih.
Melakukan Dehidrasi alkohol 30%, 50%,
70%, 80%, 100%, 100% masing-masing selama 10 menit, dehidrasi ini bertujuan
untuk menarik air dari jaringan tumbuhan sehingga mendapatkan preparat yang
bagus. Setelah itu dilakuakan pewarnaan agar gambar whole mount yang diperoleh lebih indah dan bagus. Pewarnaan
dilakukan dengan menggunakan pewarna tunggal yaitu safranin 1% selama 5 menit
kemudian dilakukan pengamatan di bawah mikroskop jika hasilnya memuaskan maka
langsung diberi Enthelen dan langsung ditutup dengan menggunakan kaca penutup.
Pada praktikum mikroteknik whole mount stomata ini, hanya dua bahan
yang berhasil diamati dan memperoleh gambar yang baik, yakni whole mount stomata daun jagung (Zea mays) dan whole mount stomata daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus). Hal ini dapat terjadi, karena kurangnya
kehati-hatian dari para praktikan dan juga kurangnya ketelitian dalam
menyayat daun secara mikrotom.
BAB
V
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari hasil pengamatan pada
praktikum ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
·
Wholemount
adalah metode pembuatan preparat yang digunakan untuk melihat sediaan utuh atau keseluruhan
organisme baik itu hewan maupun tumbuhan.
·
Syarat utama bahan yang digunakan dalam pembuatan preparat Wholemount
adalah berukuran kecil dan bentuknya masih utuh
·
Bahan yang digunakan dalam pembuatan preparat Wholemount kali ini
adalah daun Begonia (Begonia sp.), daun alamanda (Allamanda
cathartica L.), daun jagung (Zea mays), dan daun kumis kucing (Orthosiphon
spicatus).
·
Pada pembuatan preparat Wholemount
dengan media daun jagung (Zea mays sp.) dan daun kumis kucing (Ortosipon stamineus) ini
hasil yang didapatkan sangat bagus namun sedikit kurang maksimal, karena
kurangnya ketelitian dan kehati-hatian dalam menyayat bagian yang akan dosayat
secara mikrotom
B. Saran
Saran yang ingin saya ajukan pada
praktikum kali ini adalah agar para praktikan dapat lebih memperhatikan proses
praktikum serta ikut terlibat sehingga hasil yang didapatkan lebih baik dan
lebih bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB Bandung.
Wahyuni, Sri. 2008. Buku
petunjuk praktikum biologi terapan III. Lab Biologi UMM. Malang.
Zaifbio.wordpress.com/category/mikroteknik/preparat whole mount. Minggu,
23Oktober 2011, Kendari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar